Jakarta
identik dengan hiruk pikuk, kemacetan dan kehidupan malam. Namun siapa yang tak
ingin datang jakarta, berlomba mencari peruntungan di ibu kota ini. Aku salah
satunya yang datang untuk mengadu nasib, berselang tiga bulan aku bekerja
ternyata aku mulai bosan dengan rutinitas kerjaku, tak lama aku menghubungi
kawan ku untuk berlibur, muncullah ide dari Wira yang mengajakku untuk berlibur
bersama keluarganya. Tanpa pikir panjang aku mengiyakan ajakan Wira tersebut
karena aku pikir ini akan menjadi liburan singkat untuk membuang penat. Wira bilang
kami akan pergi ke pulau seribu, sekilas aku hanya tahu sedikit dimana itu
pulau seribu, iya pulau seribu tak jauh dari Jakarta.
Aku
yang penasaran akhirnya mencari tahu mengenai pulau seribu, akses menuju ke
pulau, apa saja yang harus dibawa dan dipersiapkan, dengan membaca referensi
yang ada akhirnya persiapan sudah aku lakukan. Kami sepakat untuk pergi ke
pulau seribu di akhir pekan, dan kabar baiknya perjalanan ini ditaggung oleh
kakak Wira, jadi perjalanan ini aku hanya membawa diri. Rejeki anak soleh
memang tidak kemana. Keesokan harinya, kami pergi ke Pelabuhan Muara Angke
sebagai meeting point, ternyata ada Bang Iman, Bang Hefni, Dek Gan, Azilma,
Sabrina, Om Sammy dan Om Adit yang datang lebih dulu dan menunggu di polsek
pelabuhan muara angke, tidak lama berselang datanglah Wira.
|
pulau bidadari dari kejauhan |
|
tiada semenitpun terlewatkan untuk selfie |
Karena
Wira tiba lebih lama, kami hampir saja ditinggal oleh kapal yang akan membawa
kami, namun karena kebaikan si kapten akhirnya kami terselamatkan. Kami yang
sudah kumpul semua mulai masuk menuju kapal, mencari tempat yang nyaman untuk
duduk bersama. Akhirnya kami memilih untuk duduk diujung kapal agar bisa
menikmati udara segar namun kami juga merasakan panasnya matahari. Perjalanan
ini kami tempuh dua jam saja, kemudian kami tiba di Dermaga Pulau Pramuka.
Wajah kami yang kelelahan kembali ceria kembali. Kami semua berkumpul di pelabuhan
dan kemudian ada seseorang yang menjemput dan mengantarkan kami ke homestay.
Kami berjalan lima belas menit dan setelah kami sampai, kami disambut ibu
pemilik homestay, sambil menunggu homestay siap, kami memasang hammock di depan
homestay dengan menikmati pemandangan pantai.
|
Pramuka Cyber Island |
|
pemandangan pantai dari depan homestay |
Waktu
kami untuk beristirahat hanya sebentar, kami harus segera berganti pakaian
untuk melanjutkan aktifitas di laut, snorekling time! Inilah yang ditunggu kami
semua, untuk snorekling di luar Pulau Pramuka. Lima belas menit kami berjalan
menuju pelabuhan untuk naik kapal yang sudah siap mengantarkan kami. Tujuan
pertama kami ke Pulau Pasir Timbul, namanya sedikit lucu ya, kenapa disebut
pasir timbul? Karena pasir ini akan timbul jika air laut surut. Kami yang sudah
bersiap untuk turun dan mengambil foto, satu persatu dari kami bergantian untuk
mengambil foto. Setelah cukup untuk foto-foto di Pasir Timbul ini, kami
berpindah ke pulau tak berpenghuni untuk melihat terumbu karang, dari atas
kapal kami dapat melihat jernihnya air laut yang sedikit melihatkan
karang-karang dibawah sana. Dengan alat snorekling yang sudah disediakan,
kamipun turun satu persatu. Senang rasanya bisa kembali melihat terumbu karang
dan ikan-ikan lucu berenang. Cukup lama kami menghabiskan waktu untuk
snorekling, namun karena kami juga ingin melihat sunset, akhirnya kami kembali
ke kapal dan mulai kembali ke homestay.
|
pasukan jelajah pulau seribu
|
|
bermain di pantai pasir timbul |
|
rumah makan apung |
Sebelum
sesampainya di homestay, kami diajak si kapten untuk beristirahat sejenak di rumah
makan apung, dermaga kecilnya memberikan sajian hiu dan ikan entah apa jenisnya
itu yang ada di kolam buatan. Aku dan Wira duduk diatas kolam yang terbuat dari
kayu. Kami menghabiskan waktu untuk melihat hiu berenang dan mengambil foto,
sembari menikmati angin laut yang sepoi-sepoi. Raut wajah kami semua begitu
sumringah, sumringah karena seharian kami berada di laut. Aku dan Wira
jalan-jalan di sekitar dermaga kecil ini dengan membawa kamera karena disetiap
sudutnya tak boleh dilewatkan, tak lupa ditangan kami membawa gelas berisikan
air kelapa, sungguh nikmat. Semua sepertinya sudah lelah, sudah mulai menyadari
bahwa kulit kami sudah memerah dan kemudian menghitam, ini semua karena kami
terlalu sedikit memakai sunblock sedangkan aktifitas kami terus-terusan
terpapar sinar matahari.
|
Wira dan aku |
|
pemandangan pantai sepanjang perjalanan menuju homestay |
Kapten
yang sudah menyalakan mesin kapal sudah menyuruh kami untuk kembali ke kapal.
Kami diajaknya berkeliling pulau sebelum pulang ke homestay, aku dan Wira
berebut untuk duduk diujung kapal. Namun akhirnya kami sepakat untuk duduk di
ujung kapal bersama dengan photografer kw ada dibelakang kami, lima menit ini
kami bak foto model yang memiliki photografer pribadi. Pemandangan kami saat pulang
juga tak boleh dilewatkan begitu saja. Air lautnya berwarna hijau tosca, air
laut yang tenang, pohon-pohon rindang yang berada dikanan-kiri membuat suana
semakin terlihat indah. Tak bisa di hindari dari kami semua meminta untuk
begantian mengambil foto. Rasanya satu, dua, tiga jepretan kamera masih saja
kurang meskipun foto sudah banyak di memori. Tidak terasa kami sudah sampai di
Dermaga Pulau Pramuka, kapal yang mulai bersandar dan barang bawaan kami yang
sudah dipersiapkan. Badan sudah lelah rasanya, untuk jalan ke homestaypun
terasa jauh. Setelah semua mandi, ternyata si ibu dan bapak yang membawa kami
ke laut sedang mempersiapkan makan malam untuk kami. Sembari menunggu, kami
yang prempuan hanya duduk, bergosip dan bersenda gurau sambil menunggu makanan
siap dihidangkan. Makan malam dengan menu ikan kecap membuat kami lahap bahkan
tidak malu-malu dari kami untuk menambah nasi dan lauknya, apalagi sambelnya
yang pedas membuat kami semakin lahap. Perut kenyang dan kantukpun datang.
|
Dermaga Pulau Pramuka |
Keesokan
harinya kami bangun dan bersiap untuk kembali ke jakarta, kami berpamitan
kepada pemilik homestay dan kami diantar menuju ke pelabuhan. Kapal yang sudah
siap mengantarkan kami kembali ke Pelabuhan Muara Angke ternyata sudah dipadati
oleh wisatawan lainnya, sambil menghilangkan bosan Dek Gan si anak bontot ini
mengeluarkan kartu jitunya, kartu uno. Satu jam kami habiskan untuk bermain
uno, selebihnya kami semua sudah kelelahan dan mengambil posisi untuk
beristirahat, dua jam kemudian kapal sudah bersandar dipelabuhan dan satu
persatu penumpang kapal keluar. Rombongan Wira dan aku yang sudah keluar
kapalpun saling berpamitan, dan tidak lama abang gojek sudah datang untuk
menjemputkku. Liburan singkatku di pulau seribu yang menyenangkan, jikalau ada
kesempatan mungkin aku akan datang lagi ke pulau seribu dengan tujuan pulau
kecil lainnya.
Komentar
Posting Komentar