PACITAN SERU!


Pacitan kota kecil yang ada di Jawa Timur, 3jam dari kota Jogjakarta. Kalo ditempuh pake sepeda motor Cuma 2jam. Sekitar awal tahun 2103, aku dan temenku berencana untuk pergi ke pacitan, niat liburan jalan-jalan ke pacitan. Berangkat dari jogja jam 6pagi, berangkat mengendarai sepeda motor, bermodal catatan kecil yang berisi nama-nama jalan yang sudah dicatat sebelumnya untuk membantu kita menuju kota pacitan. Dari Jogjakarta kita menuju ke Gunung Kidul, dimana jalan itu selalu dilalui pak presiden kita SBY ketika beliau hendak mudik ke Pacitan. Jalan tidak begitu jelek, jadi kita begitu menikmati pemandangan yang ada di kanan dan kiri jalan. 2jam kita duduk dimotor tanpa ada istirahat, modal kertas kecil berisikan nama-nama jalan, sampailah kita di kota pacitan. Kota yang terkenal dengan 1001 Goa. Memasuki kota Pacitan kita melewati jalan panjang yang bentuknya itu hutan, jarang yang lewat juga. Kita berdua sempat panik, karena gak ada satupun orang yang melewati jalan tersebut, mau balik ketempat semula udah jauh dan akhirnya kita melanjutkan untuk melewati tempat tersebut, akhirrrrrrrrrrrnyaaaa kita keluar juga dari jalan “hutan” tersebut. Terlihat pacitan dari atas bukit, kecil dan tidak padat penduduk. Menghirup udara pacitan dan pemandangan yang berbeda.

Kita memutuskan untuk menuju penginapan yang sebelumnya sudah kita list tentunya dengan harga yang pas dikantong. Setelah mendapatkan penginapan yang murah, ah lupa nama penginapanya, tapi kamar yang disediakan lumayanlah, twin bed dan tentunya kamar mandi dalam. Harga kamar juga aman dan nyaman dikantong, hehe. Setelah membayar Dp kamar, maka kita bergegas untuk menuju kamar dan merebahkan badan sejenak. Tapi gak berapa lama kita bergegas packing, karena jam baru menunjukkan 11.00 wib kita langsung menuju ke Pantai. Modal nanya ke orang untuk menuju ke pantai, buang malu biar gak tersesat. Tujuan pertama kita menuju ke Pantai Srau. Dari kota Pacitan ke Pantai itu JAUHHHHHHHHHnya LUAR BIASA. Pantat sampe berasa tipissssssss banget, akses jalan ke pantai yang bener-bener belom dijamah pemerintah setempat kayaknya, masih berbatu dan tanah yang basah, ieeek. Naik motor matic buat jalan yang aksesnya kaya buat motor trail itu rasanyaaaaaaaaaaaaa..............ah bayangin aja sendiri aja ya, hehe. Sepanjang perjalanan yang ada cuma nama-nama goa aja, belum juga merasakan angin pantai. Sempet putus asa sepanjang perjalanan belum ngerasain angin pantai, tapi ditahan-tahan akhirnyaaaaa ngeliat AIR LAUT!! Ahhhh senangnyaaaaaaaaaaaaaa.....!!

SRAU!! Pantai yang cantik! Bersih, dan tentunya masih sepi. Pasirnya yang putih halus dan panas tentunya! Bikin sendal pengenya nempel terus di kaki. Yang bikin betahnya di Srau itu, satu tempat tapi ada 3 objek pantai. Pantainya itu punya jarak yang dekat dari pantai sebelumnya, jalan kaki pun bisa. Karang yang ada di Srau menjulang seperti kura-kura kalau dilihat dari jauh, pas banget sama cuaca waktu itu, panas dan tentunya ceraaaaaah syekaliiiii. Gak pernah ketinggalan sebelum main air dan basah-basahan aku sama temenku sempet-sempetin buat ambil gambar sampe puas. Setelah itu kita langsung menuju ke pantai yang ombaknya lagi kenceng! Tapi kalau mainya di pinggir juga masih aman-aman aja sih hehe. Dipantai pertama, ada dua pantai yang kebelah jadi dua, kalau yang aku lihat sih seperti itu. Kebelah sama karang, karang yang tengahnya bolong, mungkin kalau dibayangin mirip sama tanah lot, cuma masih gedean yang di tanah lot. Karang yang bolong itu kata temenku bisa menghasilkan bunyi, bunyi dari ombak yang menghantam karang, emmmmm....tapi iya juga sih pas didengerin, ombaknya lagi kunceng banget pas kita kesana. Puas main-main air di objek pertama dan kedua, kita berdua langsung cabut ke objek ke tiga! Dimana karangnya jauh lebih besar dan bisa dinaikin, semacam bukit kecil yang ngasih pemandangan ciamik dari atas buat ngeliat pantai Srau. Ah subhanallah!! Airnya yang jernih dan keliatan bawah lautnya bikin kita makin terpesona diatas karang ini. Pemandangan yang hijau pun menambah suasana makin cantik dan enak untuk dipandang. Beberapa orang ada juga yang udah sampai di objek ketiga tersebut, SEPI! Enaaaaak banget pantai yang sepi, gak crowded dan clean! Berasa pantai milik pribadi. Diobjek ketiga ini kita gak main air lagi, kita cuma ambil gambar dan langsung cabut untuk ke pantai KLAYAR!

Matahari udah ada diatas dan tandanya udah semakin siang, mengingat jalan yang masih kurang bagus, penerangan yang masih minim dan enggak ada penginapan selain rumah warga yang jaraknya gak begitu dekat dari satu rumah ke rumah yang lain. Makanya untuk menghemat waktu dan semua-muanya kita langsung menuju ke Klayar, pantai yang kita tahu informasinya dari internet. Batu karangnya yang tinggi dan besar, kokoh tiada tandingannya. Jalan dari pantai srau ke pacitan sama aja, rusak masih belum ada akses jalan yang bagus, jalan-jalan batu yang buat motor maticnya gak begitu lincah buat ngelewatin jalan-jalan tersebut. Dari atas, karang yang jadi maskotnya klayar udah keliatan, seketika capek yang ada di badan ilang gitu aja ngeliat pantai klayar. Sempet berhentiin motor sebentar buat minggir ke jalan, ambil foto sebentar langsung naik motor lagi dan langsung turun ke bawah yang kontur jalanya menurun, tangan udah standby megang rem. Parkir motor dan ganti bajuuuuuu, bersiap untuk main air lagi! Dan sebelum sampai di klayar rambut yang basah udah kering karena saking jauhnya jalan yang kita tempuh buat ke klayar. Setelah selesai ganti baju, kita jalan kaki dari parkiran ke pantai. Mata dimanjakan oleh karang yang amazing! Kalo gak percaya langsung deh ke klayar, dijamin gak nyesel! Berbekal dua botol aqua dan tentunya kamera yang bakal mengabadikan setiap moment yang ada di Klayar. Pasir yang panas gak bikin betah buat lama-lama di pasir. Sekarang kita udah ada di depan karangnya!! GEDE pake BANGET! udah gak sabar buat icip-icip pantai, padahal rasanya sama kalo minum airnya, asin!. Sembari temenku keluarin kamera, aku duduk dikarang yang sedikit ketengah, ada suatu kejadian dimana bikin hati deg-degan dan was-was tiada terkira, pas banget baru duduk nggak ada sepuluh menit duduk dikarang, dari belakang ombak besar datang dari belakang karang dan BYURRRRRRRRRRRRR!! Seketika aku terpental dan terseret ombak, tanpa disadari badanku sempat membentur karang, yang bikin bersyukurnya adalah..................AKU ENGGAK HANYUT,alhamdulillah allah masih kasih aku selamat. Temenku yang panik, sebelum ngeliat ombak menghantam badanku terlebih dulu dia lari buat ambil kameranya yang udah siap berdiri tegak bersama tripodnya. Sayang seribu sayang belum sempet ambil gambar, ombak dateng dan menghantam semuanya. Berhasil nyelamatin diri sendiri dari daya tarik ombak itu rasanya sesuatuuuuu kalo kata syahrini.
Tepi pantai akhirnya aku bisa sampe ditepi pantai, dengan muka pucat dan syok, temenku itu dateng dan kasih botol minum, “kamu gak papa dek?”, cuma anggukin kepala aja buat jawab pertanyaan temenku itu. Setelah mencuci muka dan minum, barulah aku mau bicara sama temenku itu, “enggak nyangka tadi bisa kena ombak gitu, untung aku gak kebawa ombak”. Temenku yang masih cemas juga Cuma bisa ngebayangin kejadian tadi. Bapak nelayan yang tadinya lagi asik sama jaring ikannya dateng ngehampirin kita berdua dan bilang kalau beliau itu tadi sempet liat aku yang keseret ombak, si bapak nelayan tersebut bilang “ombak memang lagi besar bulan-bulan ini, kalau ombak gak besar area suling laut yang ada di karang itu kita bisa liat, tapi ditutup karena ombak lagi besar”, itulah kata si bapak, kalau aja ombak bersahabat mungkin kita bisa naik kekarang yang tinggi dan besar itu, ah tapi sudahlah......
Matahari yang udah mulai turun keperaduanya, membuat kita berpikir untuk kembali ke hotel. Berat buat beranjak dari pantai klayar, pemandangan yang tidak seharusnya begitu cepat untuk dinikmati, menuju wc umum untuk membilas badan yang lengket sama pasir dan tentunya ganti baju. Sebelum balik ke hotel, kita naik ke bukit yang ada di klayar, dari atas bukit kita dimanjakan sama pemandangan yang hijau dan pantai yang cantik ini. Apalah daya semua-muanya yang ada di sekitar pantai belum memadai dan marilah kita pulang, pulang ke hotel. Pas pulang dari klayar untungnya gak nyasar, belum begitu sore juga untungnya jadi masih bisalah kita ngeliat jalan yang gak ada penerangan itu. Sepanjang perjalanan dari pantai ke hotel masih banyak tulisan menuju ke goa a-z, tapi entah kenapa aku sama temenku itu gak pengen masuk ke goa, ya mungkin Cuma tertarik sama pantai, abisnya pantai yang kita tuju itu udah cukup untuk menggambarkan keindahan kota pacitan yang kecil, hehe. Sesampainya di hotel kita bergantian untuk mandi walaupun sudah dibilas tapi masih lengket rasanya. Selesai mandi semuanya, istirahat sebentar dikasur sambil ngeliatin hasil foto-foto di pantai srau dan klayar, perut tetiba bunyi yang tandanya udah minta diisi, muka merah dan badan yang pegel buat kita males beranjak dari kasur, tapi karena laperrrr kita keluar hotel dan cari makan, penasaran juga sama pacitan di malam hari. Niatnya pengen cari makanan khas pacitan tapi enggak tau dan kita udah keburu laper, mau nggak mau makan lamongan juga yang dipesen tetep ayam dan ikan gurameh. Hujan gerimis mengguyur kota kecil tersebut sambil menunggu hujan reda kita duduk santai di lamongan tersebut, bukanya terang yang ada hujan makin deres aja well kita langsung nerobos hujaaan besar dan menuju hotel untuk tidur.

Pagi pacitaaaaaaaaaaan, jam 08.00 waktu pacitan, bergegas kita mengemas barang-barang kita untuk kembali ke jogjakarta. Sebelum kita kembali ke Jogja, kita mengunjungi pantai banyu tibo dan rumah kediaman Pak SBY di pacitan. Selesai packing, naik motor dan mengunjungi mbak-mbak yang udah standby di office room, “mbak kita mau check-out, ini kuncinya, makasih mba”. Si mbak cuma senyum dan mengucap “sama-sama mba”. Jam 10.00 waktu bagian pacitan, kanan-kiri jalan menuju goa, rumah-rumah penduduk, kebun-kebun yang memiliki lahan yang luas dan tentunya jalan yang masih rusak. Sepanjang perjalanan menuju banyu tibo, banyak pohon kelapa dan suara ombak yang ada dipikiran kita, tandanya kita udah deket dari tempat yang kita tuju dan ternyata benar!!!. Banyu tibo im coming! modal papan yang ditempel di sebuah gardu kecil yang bertuliskan “Banyu Tibo”, senang rasanyaaaaa udah masuk ke kawasan banyu tibo, pantai ini ternyata berada dikawasan rumah penduduk. Akses jalan setapak kanan kiri jalan yang digenangi air+tanah, untungnya satu motor cukup untuk lewat dan untungnya lagi gak ada kegiatan penduduk yang bawa motor untuk naik keatas, pas kita menuju ke bawah, jalanya menurun dan kita dipaksa untuk mawas diri, ada penduduk yang istilahnya pulang ngarit (pulang berkebun) sambil bawa rerumputan, mungkin untuk hewan ternaknya dirumah. 
Banyu Tibo





Tangan terus megang rem, jaga-jaga siapa tau ada apa-apa, tapi untungnya kita sampai ditempat dengan selamat. Air yang seperti air terjun langsung tumpah ke pasir pantai dan air mengalir ke laut lepas, sungguh indah tiada duanya. Banyu Tibo memang benar adanya seperti yang pernah ditulis oleh seseorang di blog. Pantai ini masih sedikit yang tau sepertinya, pas ke sana juga sepi gak terlihat pengunjung lain, Cuma ada bapak-bapak yang lagi nyari rumput. Sempet kita berdua pengen mandi dibawah tapi akses yang susah untuk turun ngelewatin tebing gak ada yang aman, jadi kita urungkan niat. Merasakan hembusan angin pantai, udara yang sejuk, gak bising, jauh dari jangkauan, air yang jernih dan tentunya lautan lepas yang diseberang sana terlihat kapal pengangkut minyak atau pengangkut barang semacam itulah kapalnya hehe. Cukup menikmati banyu tibo, kita kembali ke kota dan menuju rumah kediaman bapak SBY. Perjalanan kembali ke kota dirasa sangat cepat, entah kenapa. Sesampainya di kota, nggak lama kita nanya ke orang-orang dimana letak rumah pak SBY di Pacitan, ketemu juga rumahnya. Ternyata rumah pak SBY tersebut sedikit masuk gang dan tertutup. Dari jauh nampak rumah-rumah jaman dahulu, karena pintunya dibuka jadi keliatan deh yang ada di dalem, halaman yang luas dan bangunan tuanya menarik sedikit perhatian. Tapi karena keraguan, aku dan temanku mengurungkan niat untuk tidak masuk kerumah tersebut. Akhirnya kita memutuskan untuk kembali ke jogja dan berbelok dulu untuk menikmati kota solo. Sekian cerita perjalanan yang gak mengenal lelah di kota pacitan, pacitan dengan 1001 goa dan kecantikan pantainya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tempat Nongkrong Asik di Bali

Menikmati Pesona Teluk Ijo

[review] Innisfree