Eksotisme Malang-Bromo-Batu
8 Februari
lalu, saya mengunjungi kota malang, saya berangkat seorang diri dari stasiun
lempuyangan sekitar pukul 22.10 WIB dengan kereta malioboro ekspres. Saat itu
saya mendapatkan tiket lumayan murah untuk kelas eksekutif. Perjalanan yang saya tempuh sekitar 7jam, karena perjalanan waktu itu malam hari, saya tidak
mendapatkan pemandangan yang bagus, hanya kegelapan yang saya lihat diluar sana
terkecuali ketika kereta berhenti di setiap stasiun. Karena saya tidak ingin
melakukan aktifitas apapun, akhirnya saya memutuskan untuk tidur di kereta.
Keesokan harinya saya terbangun, ya karena saya telah memasang alarm melalui
smartphone saya. Pukul 04.48 kereta sudah tiba di Stasiun Malang, lebih cepat
dari waktu yang tertera di tiket kereta. Ketika saya turun dari kereta, saya
sempat terdiam sejenak, bangunan stasiun ini sempat menghipnotis saya, bangunan
tua yang masih berdiri kokoh, dan sama persis dengan apa yang saya lihat di
film 5cm.
Kemudian
keluar dari stasiun, saya mendapatkan pesan dari teman saya, bahwa ia telah
menunggu saya di depan pintu keluar. Hari ini dia siap mengantarkan saya ke
Bromo, dimana tujuan tersebut merupakan tujuan utama saya. Dulu sempat
merencanakan untuk pergi ke bromo bersama teman-teman saya tapi ternyata tuhan
berkata lain, saya dan teman-teman belum diizinkan untuk mengunjungi bromo.
Pukul
08.00 saya bersama teman saya siap menuju bromo, cuaca pagi ini tidak begitu
bagus sayangnya, sedikit mendung. Saya dan teman saya sangat berharap bahwa
hari ini tidak akan turun hujan. Motor trail yang gagah melaju sangat kencang,
saya dibawa berpetualang menggunakan trail, melintasi hutan, jalan menanjak,
yang becek, dikanan-kiri jurang yang begitu curam, dan sempat ada kejadian
kecil menimpa kami. Kami jatuh dari motor akibat jalanan yang becek dan licin,
temanku yang mengemudikan motor luka disekitar lutut dan parahnya kulitnya
terkena panasnya mesin motor, untungnya aku yang ada dibelakang tidak luka
sedikitpun hanya saja saya merasakan pegal dikaki bagian dalam. Kami sempat
salah jalan hingga 5jam perjalanan untuk ke bromo, waktu yang kita tempuh
seharusnya hanya 2jam saja tapi karena kami sempat nyasar jadi waktu ngaret,
dan sayang sekali, kabut sudah turun ke bawah dan artinya saya tidak bisa
melihat pemandangan yang indah. Tapi hati sudah cukup senang ketika sudah
sampai di Bromo tidak bisa dikatakan dengan kata-kata, ketika melihat ciptaan
tuhan begitu elok. Saya sudah berada di depan gunung batok yang menjulang
dengan kokohnya.
Kemudian,
kami melanjutkan perjanalan dan berkeinginan naik keatas kawah, melewati anak
tangga yang jumlahnya tidak terhitung. Diatas kawah, pemandangan sekelilingnya
penuh kabut, dibawah juga begitu. Seteleah kami puas berada diatas dan tidak
lupa untuk mengabadikan moment, kami memutuskan untuk turun, karena kami lelah,
kami mampir kesebuah warung kecil yang didirikan dengan tenda, tak lama kami
duduk, angin kencang datang, kami sempat ketakutan dan kami mengira ini badai.
Tapi sipemilik warung sempat berkata “cuaca lagi tidak mendukung, angin seperti
ini sudah biasa mbak, mas”, kami semua saling bertatapan, kami semua ketakutan,
tenda-tenda yang didirikan ikut bertebangan dan untungnya tidak roboh. Banyak
wisatawan yang mulai turun ke bawah, mereka keluar dari warung kecil disana,
mereka melawan angin yang kencang, untungnya mereka selamat sampai dibawah.
Angin sudah mulai normal kembali, saya dan teman-teman memutuskan untuk segera turun.
Kabut disertai gerimis kecil sempat membuat hawa semakin dingin di
Bromo, kami sudah puas jalan-jalan di bromo dan kami memutuskan untuk pulang.
Jalanan
sempat tidak terlihat karena tebalnya kabut, kami sempat kebingungan karena
tidak satupun orang yang terlihat. Jarak pandang mungkin tidak sampai dua
meter, benar-benar tertutup kabut, saya yang sempat panik hanya bisa mengeluh
dan berdoa agar diberikan petunjuk untuk pulang. Tak lama kemudia kami bertemu
dengan kawanan bapak-bapak yang menyewakan kudanya saat di kawah, temanku
bersama temannya melakukan negosiasi “kalo mau 150ribu mas saya antarkan sampai
depan”, kata si bapak, “100 saja pak, bagaimana?” tawaran seorang teman,
akhirnya si bapak itu setuju untuk mengantarkan kami. Tidak tahu bagaimana
nasib kita jika tidak bertemu mereka.
Setelah
bertarung melawan kabut, kami sampai dikota dengan selamat. Sesampainya dirumah
teman saya, saya bergegas untuk mandi dan beristirahat.
Waktu
menunjukkan pukul 21.00 WIB, kami berempat bersepakat untuk jalan-jalan ke
BNS(Batu Night Spectakuler), ternyata kami kemalaman, BNS tutup lebih awal.
Meskipun masih ada beberapa tempat yang masih bisa dikunjungi, saya dan
teman-teman tetap masuk, karena mereka tahu saya ingin sekali mengunjungi BNS.
Kamera selalu standby karena kami semua doyan foto. Setelah puas mengelilingi
BNS kami pulang dan sebelumnya sempat mampir di Ketan Legenda Batu, letaknya
dekat alun-alun Batu, dan malam itu kami mengakhiri perjalanan kami dan kembali
ke Singosari Malang untuk beristirahat. Malam yang indah, meskipun lelah semua
terbayarkan.
Komentar
Posting Komentar