Desa Tenganan di Ujung Pulau Bali

Desa Tenganan adalah salah satu desa wisata yang berada diujung Bali tepatnya timur pulau Bali, dekat dengan Pelabuhan Lembar menuju ke Lombok. Desa Tenganan ditempuh dari Kota Denpasar menghabiskan waktu dua jam perjalanan, pada saat itu saya bersama teman saya Rara anak asli Bali yang bersedia menemani saya mengunjungi Desa Tenganan. Saya dan Rara bersepakat menuju Tenganan menggunakan sepeda motor dan siang itu terik matahari tak ada diskon untuk kami (matahari mall kali diskon). Sebelum sampai di Tenganan, kami berdua mampir ke rumah makan yang menjual sate lilit khas Bali, sate ini terbuat dari daging ayam, dililitkan di tusuk sate yang terbuat dari bambu dan tebal, namun yang tebal hanya bambunya saja ya, tidak dengan daging sate lilitnya hehehe. Cita rasa dari sate ini begitu nikmat di lidah, maknyusssss. Setelah perut kami kenyang, kami kembali menuju Desa Tenganan dan akhirnya kami pun sampai di desa wisata ini. Ternyata desa ini begitu asri, sejuk dan kering. Kawasan ini memang tempat yang kering dan berdebu, namun tidak mematahkan kami untuk mengunjungi desa ini. Pejalan pantang takut kotor :D
sate lilit khas Bali

selamat makan

Setelah motor beres kami parkir, kami bergegas menuju loket dan hendak masuk ke dalam desa ini, namun terlebih dahulu kami harus menulis identitas atau nama kami di buku tamu dan memasukan uang seikhlasnya ke dalam kotak. Setelah urusan di luar beres, Rara menjadi guide lokal saya di desa ini, Rara menjelaskan bahwa penduduk disini menjual kerajinan tangan mulai dari ukiran diatas daun lontar, kain-kain khas Bali, anyaman dari bambu dan topeng atau hiasan dinding rumah, mata pencaharian ini sudah lama mereka tekuni untuk mencukupi kebutuhan hidup. Selain itu, penduduknya pun ramah kepada wisatawan yang datang, mereka memperbolehkan kami masuk kerumahnya untuk melihat semua dagangan mereka, proses tawar-menawarpun sangat dianjurkan disana. Sebenarnya ada suatu hal yang menarik saya untuk mengunjungi tempat ini, yang katanya terdapat “Pura yang berada diatas Desa”, sayang pada saat kami kesana tempat tidak diperbolehkan untuk wisatawan, dan beribu sayang saya tidak bisa melihat pura itu, yang kata si guide lokal ini pura nya unik, tapi tak apalah saya sudah cukup senang dapat mengunjungi Desa Tenganan ini.







Sambil berkeliling desa, saya dan rara tidak lupa juga untuk mengambil gambar di desa ini, desa yang penuh dengan penduduk yang kreatif dan ramah. Tanpa sengaja pandangan saya tertuju pada dinding yang dipenuhi dengan topeng atau hiasan dinding yang mereka pasang di dinding bagian luar rumah, sejatinya topeng itu mereka jual dan uniknya adalah cara mereka untuk menarik wisatawan yang datang yaitu memasangnya seperti hiasan saja.Puas kami berjalan-jalan dan mengambil gambar di Desa Tenganan, kami memutuskan untuk bergegas pulang karena hari mulai sore dan kami kembali menuju Denpasar. Rasa lelah hari itu terbayarkan dengan kunjungan saya ke Desa Tenganan, sampai jumpa desa di ujung Timur Pulau Bali.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tempat Nongkrong Asik di Bali

Menikmati Pesona Teluk Ijo

[review] Innisfree