Hiburan di saat Pulang Kampung

Sebagai anak rantau yang paling dirindukan adalah pulang, pulang ke kampung halaman. Beberapa hari lalu aku mendapatkan kesempatan untuk mudik, dan sebelum pulang, ku habiskan waktuku untuk bermalam di kota satria Purwokerto. Rasanya senang kembali ke kota rantau semasa aku kuliah dulu. Aku yang disambut oleh teman-teman sekolahku disana dan keesokan harinya kami sepakat menghabiskan waktu ke curug, tepatnya Curug Jenggala. Curug ini menjadi pilihan kami, karena salah satunya curug ini sedang menjadi icon anak muda di Purwokerto yang menyukai pemandangan air terjun. Dengan bermodal sepeda motor, kami menuju Baturaden yang merupakan salah satu tempat wisata lokal terkenal di sekitar BarLingMasCaKeb dan Jawa Tengah. Tiga puluh menit kami tempuh untuk sampai di tempat parkir sebelum berjalan sejauh sekitar 1-1,5 jam untuk sampai di Curug Jenggala ini. Kami semua sempat terkejut ketika mengetahui perjalanan yang kami tempuh tidaklah mudah dan menyenangkan. 


Ada berpuluh-puluh anak tangga, jalanan yang menanjak dan berbatu, tanah yang basah dan plus-plusnya pemandangan di kanan kiri kami adalah sawah yang sedang hijau-hijaunya. Kami semua tidak tahu bahwa jarak yang kami tempuh cukup melelahkan dan kebetulan kami tidak membawa persediaan minuman untuk dijalan, untungnya saja sekarang sudah banyak warung-warung kecil di sepanjang perjalan menuju curug. Disaat kami sedang kelelahan, tiba-tiba ada seorang abang ojek yang sedang membawa penumpang dengan tujuan yang sama yaitu ke Curug Jenggala!, kami hanya saling menatap dan tiba-tiba tertawa. Bagaimana tidak? Kami yang memilih untuk jalan kaki dengan cuaca yang tidak menentu tiba-tiba saja dari arah belakang kami muncul abang ojek yang melaju dengan cepat menggunakan motor bebeknya.


Akhirnya satu setengah jam pun kami sampai juga ditujuan, sudah banyak manusia yang berada di Curug Jenggala ini untuk menikmati pemandangan maupun antri untuk mengambil foto diatas kayu yang berbentuk hati. Sayangnya cuaca hari itu tidak menentu, sesampainya kami disana hujan mengguyur dengan derasnya, dan tanpa berdiri lama kami memilih untuk berteduh. Saat hujan tak lagi turun, kami kembali untuk melihat-lihat dan juga mengambil foto diatas kayu yang berbentuk hati. Kami berempat bergantian mengambil foto dengan latar belakang air terjun yang sedang mengalir deras. Belum juga kami selesai berfoto tiba-tiba hujan turun lagi dengan derasnya. Kami dan semua yang ada disitu memilih untuk kembali ke gubug untuk berteduh, memang di Baturaden ini hujan suka datang tiba-tiba karena tempat ini berada di dataran tinggi. Setelah cukup lama kami di p-h-p oleh hujan, kami kembali lagi mengambil foto. Setelah selesai dan kami merasa cukup, kami ingin kembali turun, sayangnya hujan turun kembali membuat kami tertahan. 



Hujan pun akhirnya kami terjang untuk kembali ke parkiran sepeda motor, namun karena petir dan hujan yang saling bersahutan kamipun menepi ke warung yang ada di sekitar. Tiga temanku memesan kopi dan aku sendiri menikmati teh dan mendoan hangat, untuk menutupi rasa lapar yang hinggap di perut. Sambil bersenda-gurau, kami mengajak sang pedangang bercerita, dan dengan lahap kami memakan hidangan hangat yang membuat kami lupa bahwa hujan telah reda. Secepat mungkin kami berjalan kembali ke parkiran untuk mengambil motor yang sedang kami parkir. Akhirnya perjalan yang kami tempuh sudah usai, kami sudah sampai pada tujuan dan bersiap untuk kembali ke Purwokerto. Hiburan murah yang aku rindukan seperti ini ketika aku kembali lagi ke perantauan.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tempat Nongkrong Asik di Bali

Menikmati Pesona Teluk Ijo

[review] Innisfree